Kumpulan Cerpen Cinta



cerpen cinta

Banyak memang cerita yang tersedia di Internet untuk dibaca namun cerpen cinta yang coba kami berikan disini mungkin bisa menjadi cerpen cinta yang anda sedang cari dimana memang dari sekian banyak yang tersedia tentunya anda menjadi sedikit bingung mau memilih atau membaca.

yang mana dan disini untuk info harian anda telah disediakan beberapa cerpen cinta pilihan yang pastinya akan sangat asyik anda nikmati membacanya dan juga anda bisa melihat buat Puisi Cinta yang bisa saja anda mendapatkan inspirasi untuk membuat puisi setelah itu dan jika butuh sms idul fitri juga tersedia diinternet.

Namun bagi para penyuka cerpen tentunya ada hal menarik yang membuatnya betah untuk membaca atau menyimak semua yang tersaji ketika sebuah cerpen itu memang menarik untuk dibaca dan mudah-mudahan cerpen cinta yang tersedia disini mampu membuat anda betah untuk membacanya hingga selesai karena memang yang tersedia dibawah ini merupakan kumpulan cerpen cinta pilihan dan semuanya khusus buat anda.

Nah langsung saja anda lihat dibawah ini untuk cerpen cinta :

Cerpen Cinta
==========

 JANGAN SALAHKAN CINTA

Cinta memang tak pernah salah
Akan tetapi,        
Terkadang caranya saja yang salah        

Hari yang paling mendebarkan bagi SMA Adi Thirta akhirnya tiba juga. Team basket dari dari SMA Adi Jaya udah mulai memasuki lapangan, kemudian disusul dengan team basket si tuan rumah. Jerit histeris pun terjadi, memanggil - manggil nama pemain idola mereka, dan berusaha mensupport mereka supaya bisa menang - lagi. Asal tahu aja, SMA Adi Thirta ini udah berkali-kali menjuarai pertandingan basket di setiap season. Jadi, tengsin donk, men, kalo sampe kalah!!!        

"Nicko! Nicko!! Nickooo!!!" teriak seorang cewek yang berdiri paling depan di tribun penonton. Begitu si cowok berkaos team biru di tengah lapangan itu menoleh ke arahnya, si cewek semakin jingkrak-jingkrak nggak karuan. "Semangaat!!"        

Si cowok pun tersenyum geli melihatnya. Dia mengacungkan ibu jari kanannya ke arah si cewek, lalu kembali bergabung ke temen seteamnya.        

Well, si cewek yang teriak-teriak itu namanya Anastasya Amanda Agustina Afrilia. Tapi biasanya sih dipanggil Nezya, Nah Lho?? Dapet darimana coba? Belum lagi bulan lahirnya, bukan Agustus ataupun April (Padahal kalo lihat namanya, kayaknya menjurus kesitu ya?), melainkan Juni. Hmm?? Unik deh, bener-bener unik. Nyemangatin cowoknya aja pake jingkrak-jingkrak segala. Haduuh... kok nggak ada jaim-jaimnya gitu loh!        

Sedangkan si cowok bernama Nicko Adi Putra Syahreza. Biasa dipanggil Nicko (Nah, kalo ini masih nyambung!) Dia itu-bisa dibilang-cowok idola di SMA Adi Thirta, tapi sayangnya, doi udah ada yang punya-hal itu adalah satu-satunya musibah terbesar bagi fans setianya. Nggak heran sih kalo dia juga biasa disebut-sebut sebagia Si Charming Prince, 'cause dia itu memang Pangeran idaman setiap cewek Adi Thirta. Matanya yang menawan, mampu menghipnotis mereka sampe klepek-klepek. Bodynya yang six-packs nggak sampai luput dari pandangan mereka. Kulit cerahnya yang akan terlihat mengkilap dengan cucuran keringat pun juga nggak akan membuat para fansnya itu tutup hidung atau apa-lah, malah mereka rela mengelapkan keringat itu-KALO diizinkan.. :D Priiiiit......!!!         

Pertandingan dimulai. Sebenarnya sih, nggak ngerti-ngerti amat soal pertandingan basket, tapi demi sang pangeran hati, Nezya rela teriak-teriak GJ dari tribun penonton. Tapi perhatiannya pada Nicko di lapangan sedikit memudar ketika ia menangkap bayangan sesosok cowok berbadan-besar-tinggi-tegap-berambut cepak-yang memakai kaos team kuning-team lawan. Selama pertandingan, matanya seolah nggak bepaling dari cowok misterius itu. Hingga akhirnya... Priiiitt......!!! Pertandingan is over.        

"Haa??" Nezya melongo. "Udahan yaa??"        
"Yaah, daritadi kemana aja lo??"sahut Fera-soulmatenya yang sedari tadi berdiri di sampingnya-dengan menghembuskan nafas heran.        
"Berapa skornya??" tanya Nezya.        
"30-29,"jawabnya. "Kita kalah,"        
"Yeee!" sorainya.        
"Hush!"bentak Fera. "Kalah kok malah seneng,sih?? Aneh, deh, lo!"        
"Ooh, iya-ya.."        
"Ya udah, samperin cowok lo sana, gih! Suntuk banget deh tuh kayaknya.."        

Tanpa babibu lagi, Nezya langsung meluncur ke tepi lapangan basket dan menghampiri Nicko yang sedang duduk sambil minum air mineral dengan rakusnya. Nezya menyodorkan sebuah sapu tangan ke arahnya. Tapi, Nicko malah buang muka.        

"Nickoo.." gumam Nezya.        
"Kenapa tadi lo nggak support gue?!" tanyanya dengan nada kesal.
"Eeh..tadi gue lihat lo maen kok! Suer, keren banget! Gue tahu lo udah berusaha semaksimal mungkin buat menangin pertandingan ini. Ya kan?" Tidak ada jawaban.
Nezya memposisikan dirinya-duduk- di samping Nicko. "Iya deh, gue minta maaf, bukan maksud gue buat nggak ndukung lo, tapi... tadi gue ke-ti-du-ran..."jawabnya ngawur. Please deh, di kondisi yang serame ini masa iya memungkinkan buat tidur?? Khayal banget,kan?? ckckck.. "Lo tahu, gue kemaren itu tidur jam dua malem. sampe sekarang aja gue masih ngantuk... Hoooaahhmmm" Akhirnya, Nezya malah nambah-nambahin kebohongan deh, biar Nicko percaya.        

Nicko memandangnya. "Cewek, kalo nguap itu ditutupin.." katanya seraya menutup mulut Nezya. "Bukannya malah diperlebar gitu..." Akhirnya ia tersenyum pada Nezya.        

Nezya pun membalas senyum manisnya itu. "Hehe.. maaf deh, Bau yaa???"        

Nicko berdiri sambil tertawa lirih dan mengacak-acak rambut Nezya. "Jangan diulangi lagi ya? Lain klai, kalo mau lihat gue tanding, tidur yang cukup dulu, biar nggak ketiduran kayak tadi.."       

 "Jadi, lo maafin gue??"        

Nicko memandangnya lagi dengan tersenyum. "Iya-lah. Masa gara-gara gitu aja gue sampe marah banget ke lo, kan ya nggak masuk akal juga.."        

"Makasih ya. Tapi gara-gara gue nggak support lo, sekolah kita jadi kalah deh.."        

"Yee... ada yang GR niih..." ujarnya. "Kita kalah bukan karena lo kali..."        

"Aah, Nicko nakal,iiih...."        

"Haha.. iya-iya.... "        

Tiba-tiba, ada yang nyamperin mereka di tengah-tengah perbincangan itu. Nezya memasang sorot mata tak percaya. Itu Fera! Bersama cowok misterius itu!        

"Hai!" sapa Fera. "Mumpung lagi disini, nih. Gue kenalin sama seseorang. Ini Zack. Dia anak Adi Jaya."        

"Zack," Zack mengulurkan tangannya ke arah Nicko. Nicko pun membalas uluran tangan itu. "Gue Nicko, ini Nezya, cewek gue. Oh iya, tadi main lo bagus, nggak heran kalo Adi Jaya jadi juara. Selamat, ya!"        
"Thanks,"sahut Zack. "Maen lo tadi juga bagus, kok. O iya, gue kenalin ke temen-temen gue yuk!"        
"Oke," jawabnya. "Nez, gue kesana bentar, ya!" pamitnya ke Nezya. Enggak tahu kenapa, si Nezya mulai terlihat jaim.Dia merespon Nicko hanya dengan anggukan kecil dan senyum manis. Aa.. pasti gara-gara cowok itu!!       
 "Zack itu idola di Adi Jaya," ujar Fera tiba-tiba. "Dia juga kapten di team basketnya. Kira-kira posisinya itu persis Nicko-lah!"        
"Ha? Masa sih??" ucap Nezya seolah tak percaya.         
"Iya, serius!"        
"Terus?"        

"Dia itu udah punya cewek. Tapi dia nggak pernah mau ng-expose hubungannya di depan public. Terutama di lingkungan sekolahnya." lanjut Fera.        

"Kenapa?"        

"Hm? Masi nanya kenapa? Oke, gue jelasin deh.. Lo tahu posisi Nicko, kan? Selalu dikerubungin cewek-cewek. Tapi cewek-cewek disini tahu aturan, coba kalo disana.. Fans Zack itu anarkhis. Kalo mereka sampai tahu siapa cewek Zack, gue yakin cewek itu bakalan kena teror atau bahkan sampe terancam hidupnya."        

"Hiii... Ngeri amat..." komen Nezya. "Dan lo tahu, siapa cewek itu?"          
"Cewek itu gue, Nez." jawabnya singkat.        

"Haa???"        
"Kalo dipikir-pikir sih, Nez. Meskipun kita sama-sama dapet cowok idola sesekolahan, rasanya lebih beruntung lo deh ketimbang gue. Meskipun anak satu sekolah tahu, lo ceweknya Nicko, tapi nggak satupun mereka berani neror lo,kan? Lha gue??? Hm... kapan gue bisa sebahagia lo, Nez???" ******************         

Empat hari telah berlalu. Hari ini hari Sabtu, rencananya Nezya mau dinner sama Nick, malam mingguan gitu ceritanya... Begitu sampai di REVEN_OX_RESTAURANT, mereka dilambai sesosok cewek di meja paling belakang.Itu Fera. Akhirnya, mereka berdua pun mendekat ke arahnya.        
"Sendirian aja, Fer??" tanya Nezya. "Mana Zack??"        
"Bentar lagi juga dateng. Katanya sih tadi dia masih di parkiran.." jawab Fera. "Tuh dia. Zack!"        

Dalam sekejap saja, Zack sudah bergabung dengan ketiga rekannya itu. Tanpa mereka rencanakan sebelumnya, this is the double date time!  Semenjak saat itu, mereka sering mengadakan acara double date, dengan direncanakan pastinya.. Otomatis, mereka pun juga kesempatan buat tukar-tukar nomor hape..        
Hingga pada suatu malam....        

Penipu..        
Pergi jauh dariku..        
Sakitku melihatmu..        
Pergi jauh dari hidupku....        

"Halo,Ma... Iya, Ma.. Ini aku masih di luar. Aduh, aku nggak bisa... Emang papa kemana sampe nggak bisa jemput??... Iya deh iya, tapi aku anter temenku dulu yaa.. Tapi, Ma... Iya deh iya... Nicko bakal sampe sana dalam 10 menit. iya-iya..." Nicko menghembuskan nafas panjang-tak berkutik. Ia menatap ketiga temannya dengan mengedikkan bahu. "Mama, minta jemput. Gue duluan nggak pa-pa, kan??"        

"Iya, nyantai aja lagi," sahut Zack.
"Nezya ntar bisa gue anter. Percaya deh sama gue, dijamin AMAN."        
Nicko tertawa lirih dan berhenti ketika memandang Nezya.
"Gue nggak bisa anterin lo malem ini nggak pa-pa,kan?"        
"Tenang aja, kan ada Fera sama Zack, bisa ditebengin, kan??" Nezya tersenyum lucu.          
 Akhirnya Nicko pun lenyap dari pandangan hanya dalam satu kedipan mata-wiih,lebay... Tak lama setelah itu, mereka pun memutuskan untuk pulang. Zack mengantar Fera terlebih dulu, baru Nezya.        

"Awas ya, Zack, kalo lo macem-macem sama Nezya. Siap-siap dapet bogem mentah dari gue.." ancam Fera -sebelum keluar dari mobil-sambil menyisipkan tawa canda ke dalamnya.           
"Siap, Miss.Komandan!" sahut Zack.        

"Gue juga nggak bakalan macem-macem kok, Fer.. Tenang aja!" sahut Nezya dari jok belakang.        
"Haha.. iya-iya. Ya udah, gue duluan ya! See you at Monday di sekolah, Nez..!"        
"See you, too, Sist...!"        

Mobil kembali melaju dalam keheningan. Penghuni mobil itu sama-sama membisu. Sepertinya, rasa deg-degan Nezya yang pernah muncul tempo hari, kini kembali melanda. Padahal, rasa itu udah perlahan hilang saat mereka sering ketemu bareng saat double date sesion, tapi sekarang...        
"Nggak pingin pindah ke jok depan, Nez?" Sepertinya Zack berusaha mencairkan suasana dingin itu.        
"Nggak deh, makasih, bentar lagi juga nyampe, kok, Zack." tolak Nezya.        

Tiba-tiba mobil berhenti mendadak.        
"Kok berhenti?" tanya Nezya takut-takut. Secara ya, cewek gitu.. Semobil sama cowok, terus berhenti di sepi-sepian gini... Pikiran pasti udah kemana-mana....        
"Kamu nggak mau pindah ke depan, ya biar aku yang menghadap ke belakang," ujar Zack.       

Pikiran Nezya dah kemana-mana nih.. Tapi ada satu hal yang Nezya rasa ganjal di perkataanya itu. "Kamu-aku??" Sejak kapan coba dia pake logat itu ke Nezya? Sama Fera aja dia pake logat gue-lo..         

"Oke, mungkin kamu bingung. Jadi gini," Zack menarik nafas panjang. "Semenjak aku kenal kamu di lapangan basket waktu itu, pikiranku nggak bisa lepas dari bayangan kamu. Jingkrak-jingkrak kamu... Sikap kocak kamu.. Cara bicaramu.. semuanya itu seolah terlekat dengan sendirinya di memori ingatanku. Perasaanku pun nggak pernah sebahagia saat aku mengingat kamu. Rasa aku ke Fera nggak seperti ini. Aku rasa, kamu telah berhasil mencari sesuatu dariku. Hatiku." jelas Zack. Ia memegang dadanya,"Kamu udah berhasil mencuri hatiku Nezya. Dan setelah aku fikir-fikir, rasanya aku benar. Kalo aku... aku.. Aku cinta sama kamu, Nez.."          
Nezya melongo. Kedua matanya membulat seolah tak percaya dengan perkataan Zack barusan. Jantungnya pun seolah berdegup sangat kencang, rasanya lebih kencang dari tabuhan genderang yang mau perang.        
"Nez?"        
"Tapi, Zack... Lo.. Lo udah punya Fera.. Gue,, gue juga udah punya Nicko. Ini nggak boleh terjadi. Cinta itu.. itu nggak boleh muncul di antara kita. Kita nggak boleh khianati mereka. Gue juga udah janji sama Fera, gue nggak akan macem-macem sama lo," elak Nezya terbata-bata.        
"Tapi, Nez. Aku nggak bisa terus bohongin perasaan aku. Aku juga nggak bisa memendam rasa ini terus-menerus. Lama-lama aku bisa gila, tahu nggak sih? Pahami aku,Nez.."        
"Gue.. gue bisa bantu apa?"         
"Please, kamu mau jadi cewek gue," ujar Zack memelas. Nezya  terkejut bukan main. Bola matanya nggak lagi segede bola pingpong, tapi udah segede bola basket.. (wwo... Le'bay..!)        

"Zack, itu ucapan terkonyol yang pernah gue denger," celetuk Nezya.
"Itu lebih nggak mungkin lagi.. Kita udah punya seseorang.. Kalo gue jadi cewek lo, gimana ntar nasib Fera sama Nicko? Apa mereka bakalan di buang ke laut gitu aja? nggak mungkin kan??"        
"Mungkin kita bisa Backstreet??" kata Zack asal nyeplos.        

"Backstreet??" ulang Nezya. Zack mengangguk pasti. Suasana dalam mobil itu menjadi hening.
Namun tak lama kemudian Nezya menghembuskan nafas panjang.        
 "Beri gue waktu untuk berfikir, Zack. Gue nggak bisa jawab untuk sekarang," jawab Nezya lirih.        
"Aku akan menunggu, Nezya." Zack menyahut. "Kayaknya malam udah larut, nih. Aku anterin kamu pulang, ya."       
"Sampe gerbang," sahut Nezya.        

Mereka berdua sempat tertawa sebentar, namun tak lama setelah itu mobil Avanza hitam itu segera melesat bagai angin menuju istana Nezya.        

"Udah nyampe, Nez."        
"Makasih, ya. Gue duluan, Zack. Udah larut."        
"Nez," panggil Zack ketika ia mau membuka pintu mobil.
"Aku tunggu jawaban kamu."
Nezya terdiam, namun akhirnya ia bilang,
"Selamat Malam, Zack." Lalu keluar dari mobil.
Zack segera tancap gas menjauhi rumah Nezya setelah berucap,
"Bye.." ke Nezya. Begitu udah nggak kelihatan lagi batang hidung Avanza itu....Nezya mencak-mencak!!!        

"Zack nembak gue.. Zack nembak gue!!! Gila!! Ini mimpi bukan yaa??!Suer, gue nggak pernah mikirin ini sepanjang hidup gue! Zack, gue pasti nerima lo! Karena gue juga cinta sama Lo!!" teriak Nezya.By the Way..Acting gue tadi oke nggak yaa??, batinnya.         

Nezya sama sekali nggak bisa tidur malam ini. Pikirannya trlalu sibuk sama Zack. Nggak nyangka Zack bisa jatuh cinta sama dia. Akhirnya Nezya memutuskan untuk mengirimi Zack sebuah pesan. Ia meraih ponselnya yang tergeletak tak berdaya di atas bantalnya dan mulai mengetik. 

"Gw tunggu di Restoran REVEN_OX malam ini jam 7"Options - SendMessage Sent !         
Tak lama setelah itu, ponsel Nezya berdering, tanda sms masuk.        
"Aku pasti datang. ;-)"Jam 7 di restoran Reven_Ox.........        

Seorang cewek dengan kemeja kotak-kotak biru muda udah standby di meja nomor 4. Menunggu kedatangan seseorang. Tak lama kemudian seorang cowok berpotongan mohak mendekatinya dan duduk di hadapannya.        
"Udah lama?" tanya Zack.        
"Baru aja, kok."        
"Jadi??"        
"Apanya?"        
"Jawaban kamu?"        
"Zack, setelah gue pikir-pikir lagi.. Gue udah nemuin jawabannya." ujar Nezya.
"Gue.. gue nggak bisa, Zack."        
"Nez.."        
"Gue nggak bisa nolak cinta lo, Zack..." jawab Nezya sambil tersenyum.
"Gue juga cinta sama lo, Zack."        
"Kamu serius?"        
"Kamu pingin aku nggak serius??"        

Zack langsung memengan kedua tangan Nezya dan tak segan-segan lagi menciumnya.
"Makasih, Nez, makasih banget, aku bahagia banget. Aku jamin, aku bisa bahagiain kamu."        
"Aku percaya, Zack."******************        

Semenjak saat itu mereka berdua jadi sering jalan berdua, dan of course, tanpa sepengetahuan Fera dan Nicko. Zack selalu aja nolak ajakan Fera jalan, begitupun Nezya. Ia selalu menolak ajakan Nicko dengan alasan sibuk. Hingga pada suatu sore, Fera dan Nicko, ketika ketemuan di salah satu restoran yang ada di mall buat saling curhat tentan pasangan mereka masing-masing, mereka melihat Nezya dan Zack jalan bareng sambil bercanda-canda dan berpegangan tangan. Dengan penasaran, Fera dan Nicko membuntuti mereka, kemanapun mereka pergi.           
Bahkan hingga pulang saat berada di depan gerbang rumah Nezya. Nicko memarkir mobilnya berhadapan dengan mobil Zack namun dengan jarak yang lebih jauh. Tepat ketika Zack dan Nezya akan-istilahnya... kissing- Nicko menyentrongkan lampu utama mobilnya sehingga Zack dan Nezya terhenti. Setelah itu, barulah Nicko dan Fera keluar dari mobil menuju Avanza di hadapan mereka.        

"Keluar!!" Nicko memukul moncong mobil itu dengan sedikit berteriak dan dengan muka yang serasa dibalut amarah.        
"Dengan takut-takut, Nezya membuak pintu mobil dan berdiri di hadapan Nicko dengan menunduk. Sedangkan Zack buru-buru membuka pintu dan segera berkata sesuatu pada Fera.        
"Ini nggak seperti yang lo lihat, Fer," kata Zack. Tapi, apa yang didapatnya??PLAKK!!!Tamparan.        

"Lo ngapain jalan sama Zack?"
Nicko mulai menginterogasi Nezya. Of course, dengan nada geram, nafas yang kacau nggak karuan, menahan marah.
"Jadi ini alasannya, kenapa lo nggak mau gue ajakin jalan akhir-akhir ini??" Nezya terdiam.
"Bagus! Bagus, Nez! Gue nggak nyangka lo tega ngelakuin ini ke gue. Gue kira, lo itu cewek baik-baik, tapi, lihat nyatanya, " Nicko menggelengkan kepala.
"Gue kecewa sma lo, Nez."        

"Nick.. Nicko, M.. Maafin gue.. Gue.."        
"Maaf? Setelah lo lakuin ini semua, lo cuma bilang 'maaf'?? Oh, gampang, ya?? Semudah itukah??" timpal Nicko.
"Lo tahu, sikap lo ini, beber-bener bikin gue sakit ati, tahu nggak."        
"Nickoo..." Nezya bersimpuh di kaki Nicko, memohon maaf atas apa yang diperbuatnya.
"Percuma, Meskipun lo bersimpuh di kaki gue kayak gini, sampai lo nangis darah sekalipun, lo nggak bakalan pernah bisa nyembuhin sakit hati gue yang udah teramat sangat sakit ini," kata Nicko.
"Lagian apa sih kurangnya gue, Nez?? Hah!! Apa????!!!"        

"Nicko.."        
"Dimana letak kesetiaan yang lo janjiin itu, Nez?? Mana!!?" bentak Nicko.
"Nggak ada bukti. Lo bener-bener udah kecewain gue. Gue nggak bisa lagi maafin lo."
Nicko melepaskan diri dari genggaman Nezya. Tapi Nezya malah masih tetap merangkul sebelah kaki Nicko dengan dibanjiri air mata. "Lepasin gue, sekarang."        
"Gue nggak akan lepasin lo sebelum lo maafin gue, Nicko.."        
"Itu nggak bakalan pernah terjadi." Nicko menendang Nezya hingga jatuh terjungkal ke belakang dan melepaskan kaki Nicko. Nicko kini sama sekali tidak mempedulikan Nezya lagi, bahkan dia sama sekali nggak merasa bersalah atas tendangannya barusan.
"Fera! Kita pulang! Nggak ada untungnya kita disini! Cepat masuk mobil!!"        
"Fera, dengerin gue dulu!" Zack memohon.        
"Udah cukup sampai disini, Zack. Mulai sekarang kita nggak ada hubungan apa-apa lagi.Kita putus!!"
Fera langsung lari menuju mobil Nicko, dan tak lama kemudian mobil itu melaju dengan kecepatan maksimal dan segera menjauh dari Zack dan Nezya.
"Nickooooo....."        
"Feraaaaaa..."        

Nezya menangis dan tetap menangis. Zack menghampirinya dan membantu Nezya berdiri setelah terjungkal beberapa saat yang lalu. Nezya ambruk di pelukan Zack.        
"Zack..." gumam Nezya.        
"Kamu tenang Nez.. Jangan hadapi masalah ini dengan emosi," ujar Zack.        

Nezya menarik diri dari pelukan Zack.
"Zack, sepertinya kita nggak bisa terus.."
"Maksud kamu??"        

"Kita harus hentikan semua ini. Ini bukan jalan yang benar. Cara kita ini, menyakitkan banyak pihak.. Lebih baik kita sudahi saja semua ini. Hubungan ini hanya akan terus menambah masalah."        
"Tapi, Nez.." ucap Zack.
"Aku nggak akan sanggup kalo harus kehilangan kamu. Aku bisa, aku masih sanggup kalo musti kehilangan Fera, karena mulai dari awal aku memang nggak cinta sama dia. Jadian aja, dia yang ungkapin dulu. Aku takut nyakitin hati cewek, jadi ya mau nggak mau aku terima. Tapi jujur, aku nggak cinta sama dia. Beda sama kamu, Nez.."
"Zack..."        

"Nez, tolong ngerti posisi aku.."        
"Tolong ngerti juga posisi Fera sama Nicko!" bentak Nezya.
"Mereka terluka tas ulah kita! Aku nggak heran Nicko begitu marah sama aku, karena aku emang keterlaluan. Terserah dia mau anggap aku apa, pengkhianat, penipu, aku akan terima itu. Karena aku emang salah," kata Nezya.
"Kalau bisa, mulai malam ini juga, kita berdua udah nggak ada hubungan apa-apa lagi.
" Nezya mengunci gerbang rumahnya dari dalam dan segera berlari ke dalam rumah.        
"Nezya!! Nez...!!!" teriak Zack. Namun Nezya tak sekalipun menoleh ke arahnya.        

Sebulan telah berlalu semenjak insident itu terjadi. Namun antara Nezya, Fera, dan Nicko masih belum muncul komunikasi yang baik seperti sedia kala. Suatu siang seusai sekolah, seorang cowok di seberang jalan melambai ke arah Nezya.        
Zack.        

Nezya menghampirinya dengan enggan. "Ada apa?"        
"Aku cuma mau pamit," ucap Zack.        
"Pam-pamit... Kemana?"        
"Besok aku mau pergi ke New York, ngelanjutin kuliah disana."        

"Besok? Kok mendadak banget??"        
"Bukan mendadak sebenarnya. Ini direncanakan udah lama, tapi aku sempat pernah berfikir untuk mengurungkannya karena adanya kamu. Dan berhubung saat ini, udah nggak ada lagi yang bisa bikin gue berarti disini, so buat apa gue disini?? Lebih baik kan gue pergi, mencari suasana, dan semangat baru,"ungkap Zack.        
"Aku pasti akan merindukanmu, Zack..." gumam Nezya lirih.        
"Aku pasti juga akan sangat merindukan suasana disini, kamu, dan semuanya," ujar Zack. Tiba-tiba saja Nezya memeluk Zack.        
"Zack, jangan pergi. Aku mohon jangan pergi. Aku udah sendirian sekarang. Nggak ada lagi yang mau nemenin gue. Jangan bikin aku merasa semakin kesepian. Aku baru sadar, aku juga nggak sanggup kalo harus kehilangan kamu. Aku masih cinta sama kamu. Aku masih sayang sama kamu,Zack. Please, jangan pergi."        
"Nggak akan ada yang bakalan pergi dari sini," Tiba-tiba sebuah suara cowok menyahut dari jarak yang lumayan dekat dengan Nezya dan Zack. Nezya segera buru-buru menarik diri dan pandangannya tertuju pada asal suara, Nicko. "Zack akan tinggal, kok. Dia cuma ngetes lo aja, gimana reaksi lo kalo Zack pamit mau pergi."        
"Zack masih cinta sama lo, mustinya kalian balikan. Jangan siksa diri kalian dengan berjauh-jauhan kayak begitu.. Itu sama aja bunuh diri, tahu.." ujar cewek yang ada di sampingnya, Fera.        
"Nicko... Fera... " gumam Nezya pelan. "Kalian nggak marah lagi sama gue?"        
"Buat apa kita marah. Cinta itu nggak pernah salah. Cuman, terkadang caranya aja yang salah," sahut Nicko. "Dan cinta itu ajaib. Karena insiden waktu itu, gue jadi deket sama Fera. Dan kalian tahu apa? Kita udah jadian..."        

Nezya terkesiap. Terkejut akan kejadian yang tak terduga ini.        
"Benar," sahut Zack. "Cinta itu nggak pernah salah. Nez, sekarang kamu mau kan balikan sama aku?"        
"Kamu ngerjain aku, yaaaa?"        
"Kamu mau balikan kan sama aku? Dan tentunya bukan dengan cara yang telah berlalu, namun dengan cara yang benar kali ini...."        
"Asalkan kamu janji nggak akan pergi ke New York.."        

Zack tersenyum dan kemudian memeluk Nezya.
"Terimakasih, Nez... I Love You, my princess"        
"I Love You, too.my prince...."
"Nez! Nezya!!" panggil Nicko panik. "Aduh, bangun donk! Lu sih pake ngelempar bola melenceng gitu.. Liat tuh! Cewek gue kan yang jadi korbannya!"        
"Iya, maaf.... Gue nggak sengaja.." ujar cowok berkaos team kuning dari SMA Adi Jaya itu.        

Nezya membuka kedua matanya perlahan, awalnya anak-anak yang mengerubungnya terlihat samar, namun setela mengerjapkannya beberapa kali, semuanya terlihat jelas.        
"Akhirnya, lo sadar juga..." kata Fera.        
"Zack!!!" Nezya langsung dengan cekatan memeluk cowok berkaos team kuning itu. Yang dipeluk, kebingungan menghadapi keadaan ini.        
"Nezya !!" tegur Fera sambil melepasakan pelukan Nezya pada Zack. "Apaan sih!!? Tiba-tiba nyelonong gitu aja ke pelukannya cowok gue! Nggak sopan tahu!!"        
"Nezya, lo apa-apaan sih? Cowok lo disini, bukan dia." Kelihatannya Nicko sedikit terganggu- bukan sedikit, tapi memang sangat terganggu. Apalagi banyak orang begini...        
"Darimana lo tahu namanya Zack? Gue kan belum kasih tahu lo, Nez..." ujar Fera.        

Nezya melongo. Apa yang sebenarnya sedang terjadi?? batinnya. Ia memandang ke sekeliling, tampak sebuah lapangan basket di sekolahnya. Lapangan yang pernah dipakai untuk tanding basket SMA Adi Thirta VS SMA Adi Jaya. Namun, sepertinya semuanya tidak berubah. Semuanya seolah sama. Jangan-jangan.......        

"Kenapa gue disini??" tanya Nezya.        
"Iya, tadi waktu lo ngelamun, nggak sengaja Zack nelempar bola basket ke arah lo. Alhasil, lo pingsan deh! Nggak sada-sadar sampe pertandingan selesai," jelas Fera.        
"Pertandingan-baru-aja-selesai??????"        
"Ya... Dengan skor 29-30. 29 buat kita, 30 buat Adi Jaya."       

Nezya melotot, seolah terkejut dan tak lam kemudian.....Gelap.Dia pingsan lagi!         
"Nezyaaa.......!!!!!!!"     

Cinta memang tak pernah salah        
Akan tetapi,
Terkadang caranya saja yang salah.......

<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<



CINTA TAK BERTUAN

Sepanjang hidup, kita seolah tak berhenti berusaha menaklukkan cinta. Cinta harus satu, cinta tak boleh dua, cinta maksimal empat, dan seterusnya. Jika cinta matematis, pada angka berapakah ia pas dan pada angka berapakah ia bablas? Dan kita tak putus merumuskan cinta, padahal mungkin saja cinta yang merumuskan kita semua. Infinit merangkul yang finit. Hidup berpasangan katanya sesuai dengan alam, seperti buaya yang hidup monogami tapi ironisnya malah menjadi ikon ketidaksetiaan.

Namun terkadang kita melihat seekor jantan mengasuh sekian banyak betina sekaligus, berparade seperti rombongan sirkus. Dan itu pun ada di alam. Lalu ke mana manusia harus bercermin? Sebagaimana semua terpecah menjadi dua kutub dalam alam dualitas ini, terpecahlah mereka yang percaya cinta multipel pastilah sakit dan khianat dengan mereka yang percaya cinta bisa dibagi selama bijak dan bajik. Yang satu bicara hukum publik dan nurani, yang satu bicara hukum agama dan kisah hidup orang besar. Yang satu mengusung komisi anti itu-ini, yang satu menghadiahi piala poligami.

Merupakan tantangan setiap kita untuk meniti tali keseimbangan antara intuisi individu dan konsensus sosial. Sukar bagi kita untuk menentukan dasar neraca yang mensponsori segala pertimbangan kita: apakah ini urusan salah dan benar, atau sebetulnya cocok dan tak cocok? Jika urusannya yang pertama, selamanya kita terjebak dalam debat kusir karena setiap orang akan merasa yang paling benar. Jika urusannya yang kedua, masalah akan lebih cepat selesai.

Kecocokan saya bukan berarti kecocokan Anda, dan sebaliknya. Namun seperti yang kita amati dan alami, lebih sering kita memilih yang pertama agar berputar dalam debat yang tak kunjung selesai. Semalam, saya menerima sms massal yang mengatasnamakan ibu-ibu seluruh Indonesia yang mengungkapkan kekecewaannya pada seorang tokoh yang berpoligami. Pada malam yang sama, sahabat saya menelepon dan kami mengobrolkan konsep poliamori (hubungan cinta lebih dari satu). Alhasil, saya terbawa untuk merenungi beberapa hal sekaligus.

Pertama, orang yang kita kenal sebatas persona memang hanya kita miliki personanya saja. Persona adalah lapisan informasi paling rapuh, pengenalan paling dangkal, dan oleh karena itu paling cepat musnah. Orang yang tidak kita kenal paling gampang untuk dijustifikasi ketimbang orang yang kita kenal dekat.

Kedua, apakah monogami-poligami dan monoamori-poliamori ini adalah sekat-sekat tegas yang menentangkan nurani versus ego dan 'setia' versus 'buaya'? Mungkinkah dikotomi itu sesungguhnya proses cair yang senantiasa berubah sesuai tahapan yang dijalani seseorang, ketimbang karakteristik baku yang harus dipilih atau distigmakan sekali seumur hidup? Sungguh tidak mudah menjadi seseorang yang personanya diklaim sebagai milik umat banyak. Persona seperti secabik tisu yang dengan mudah dienyahkan, diganti dengan tisu baru lainnya yang dianggap lebih bagus dan benar. Banyak dari kita bermimpi dan berjuang mati-matian agar secabik diri kita dimiliki banyak orang.

Hidup demikian memang sepintas menyenangkan dan menguntungkan, meski konsekuensinya titian tali yang kita jalani semakin tipis. Ilmu keseimbangan kita harus terus diperdalam. Tali itu harus dijalani ekstra hati-hati. Tidak mudah juga menjadi seseorang yang sangat teguh berpegang pada persona orang lain, pada mereka yang dianggap tokoh, teladan, panutan. Status selebriti bisa ada karena persona yang dipabrikasi massal lewat media lalu 'selebaran'-nya menjumpai kita, dan kita pungut. Kita mengoleksi persona mereka seperti pemungut selebaran. Terkadang kita lupa, pengenalan dan pemahaman kita hanya sebatas iklan yang tertera. Oleh karenanya justifikasi yang kita lakukan seringnya bagai memecah air dengan batu; sementara dan percuma saja. Tak terasa efeknya bagi hidup kita, tak juga bagi hidup yang bersangkutan.

Kita yang kecewa barangkali bukan karena cinta telah diduakan. Cinta tak bertuan. Kitalah abdiabdi cinta, mengalir dalam arusnya. Persepsi kitalah yang telah diduakan. Lalu kita merasa sakit, kita merasa dikhianati. Namun tengoklah apa yang sungguh-sungguh kita pegang selama ini. Perlukah kita ikut berteriak jika yang kita punya hanyalah selebarannya saja, bukan barangnya? Barangkali ini momen tepat untuk mengevaluasi aneka selebaran yang telah kita kumpulkan dan kita percayai mati-matian. Betapa seringnya kita hanyut dalam kecewa, padahal persepsi kitalah yang dikecewakan. Betapa seringnya kita menyalahkan pihak lain, padahal ketakberdayaan kita sendirilah yang ingin kita salahkan. Apapun persepsi kita atas cinta, tak ada salahnya bersiap untuk senantiasa berubah. Jika hidup ini cair maka wadah hanyalah cara kita untuk memahami yang tak terpahami. Banyak cara untuk mewadahi air, finit mencoba merangkul infinit, tapi wadah bukan segalanya. Pelajaran yang dikandungnyalah yang tak berbatas dan selamanya tak bertuan, yang satu saat menghanyutkan dan melumerkan carik-carik selebaran yang kita puja. Siap tak siap, rela tak rela.



<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<

PESAN CINTA

Orang-orang menyebutku sebagai kertas. Bentukku tipis dengan warna yang bermacam-macam tapi sering warnaku putih. Tubuhku sangat tipis sehingga dengan mudah ditiup angin. Manfaatku sangat besar orang-orang biasa menyampaikan apa yang dia pikirkan lewat kertas. Menulis apa saja, karena tugasku sangat besar maka aku paling dicari orang setiap harinya. Kadang aku menghadirkan informasi yang penting, segala kejadian yang terjadi di penjuru dunia. Setiap hari mereka akan mencariku untuk mendapatkan informasi itu. Aku biasa dibuat kumpulan oleh penulis dan mereka istilahkannya dengan buku. Gudang tempat segala pengetahuan bisa di dapat, buku biasa menjadi kebutuhan utama bagi para belajar yang mengenyam pendidikan.

Aku bisa hadir dimanapun kapanpun dengan segala manfaatnya. Aku hadir di sekolah membawakan pelajaran yang harus dipelajari. Bagi penulis aku adalah media komunikasi dengan orang-orang. Menyampaikan pemikiran kepada siapapun. Atau kadang manfaatku menjadi begitu sederhana. Kadang aku banyak ditemukan di pasar dan tugasku adalah membukus barang-barang yang di jual. Aku senang menjadi pesawat, anak-anak biasanya memainkanku di kala waktu istirahat. Membentukku menjadi pesawat kemudian di lempar. Mereka akan tertawa ketika aku bisa terbang tinggi meliuk-liuk di langit.

Aku dihasilkan dari pabrik kertas bahan dasar untuk membuatku adalah kulit pohon. Dioalah menjadi berlembar-lembar. Setelah itu aku akan di pajang dengan berbagai warna di swalayan. Dan kebetulan aku menjadi bentuk kertas yang cukup menarik, warnaku biru muda dengan hiasan kartun. Tergantung dengan selera pembeli, kalau dipikir kemungkinan aku akan menjadi surat. Alat bagi muda-mudi untuk mengungkapakan perasaan kepada lawan jenis. Hmm aku senang sekali dengan tugasku kali ini. Kemungkinan kali ini akan ada yang membeliku, membawaku ke rumah. Memelukku menciumku seolah-olah aku dapat mewakili pacar atau pasangan.

Ya ternyata aku diambil oleh tangan seorang pemuda. Nampaknya dia mempunyai maksud tertentu membeliku.

Dan aku tahu pasti ini pertama kalinya dia menulis surat cinta. Kurasa dia seumuran anak yang masih SMP. Rasanya sudah dari tadi dia berdiri di rak buku, mencari buku yang sesuai dengan keinginannya. Nampaknya aku yang dipilihnya. Aku penasaran juga dengan kisah cinta ini. Bagaimana anak ini menafsirkan cintanya. Aku tak sabar menunggu kejadian apa yang akan aku alami nantinya.

Setelah membayar di kasir, aku pun dibawa pulang. Siapakah anak ini aku ingin kenal. Dia mengayuh sepedanya dengan perasaan yang tak ku tahu, aku hanya diam di dalam tas anak ini.

Dan membawa pertanyaan-pertanyaan dalam pikiranku sendiri.
Sudah larut malam begini anak itu masih belum bisa menyelesaikan tulisannya di tubuhku. Terhitung sudah sepuluh kali dia mengulang tulisannya, seandainya ada kekurangan menuarutnya dia akan mengganti kertas. Dan yang tak sesuai itu dilemparnya begitu saja. Kasihan sekaligus lucu aku melihat tingkah anak ini. Ya beginilah keadaan orang yang dilanda penyakit cinta. Kerjaannya suka aneh-aneh, tiba-tiba saja muncul sikap yang sensitive dan romantis. Anak ini hampir menyudahi puisi cintanya, semua kata-kata harus indah dapat menggugah perasaan si pembaca. Pantas lah anak ini terus memeriksa kata-katanya, semuanya harus tampil sempurna dan memikat.

Akhirnya selesai juga anak itu menulis, dan saat yang dinantipun segera tiba. Pulang sekolah ini dia bertemu dengan gadis yang dia taksir. Dari pagi tadi dia sudah memikirkan hal ini, dan dia sudah mengumpulkan segenap kemampuannya. Kata-kata di kepalanya sudah berbaris rapi siap untuk di keluarkan. Aku tersenyum membayangkan kejadian yang berkesan yang pasti akan di kenang anak ini sebagai kisah cinta masa kecil. Aku diam dengan manis di saku baju anak ini, tercium juga aroma parfumku. Tentunya aku harus terlihat terkesan, karena nasib cinta anak ini tergantung padaku. Kulihat tulisan tentang nama gadis itu adalah Mirna. Sepertinya ada tangan kasar yang menarikku tiba-tiba. Aku gak tahu apa-apa tiba-tiba saja tubuhku di remas. Siapakah yang tega melakukan ini kepadaku dan teman baruku? Anak itu terdorong dan jatuh tak berdaya, kaca matanya terlepas. Dia terlihat sosok yang lemah mungkin saja dia sering dipermainkan teman-temannya. Kulihat orang yang memukulnya adalah anak yang tinggi besar. Dia cukup berpengaruh karena dia membawa teman. Aku kasihan melihat temanku tapi aku juga tidak berdaya. Ternyata ceritanya menjadi melenceng jauh, aku tidak sempat dibaca sedikitpun oleh Mirna. Nasibku akhirnya berada pada keranjang sampah bersama teman-temanku yang lain. Nampaknya mereka bernasib sama dibuang, dibakar atau mungkin di daur ulang. Sempek sekali rasanya banyak debu, tanah aku kesulitan bernafas. Aku berharap sekali ada orang yang akan menolongku.

Aku bertahan cukup lama di keranjang sampah ini  nampaknya hari sudah pagi. Namun sekolah masih sepi, sebentar lagi suasana akan berubah. Aku ingin melihat anak kecil itu. Apa dia masih ingin melanjutkan rencananya yang gagal. Mungkin saja dia menyerah? Aku melihat kedatangan orang yang berbaju putih ke arahku, dia membawa bungkusan dari karung beras juga sebuah alat pengais dari besi. Dia adalah pemulung, dia akan membawaku bersama teman-teman untuk di jual. Setelahnya aku akan di daur kembali, menjadi kertas yang baru. Pemulung memperbaiki kondisiku yang lecek, dia sempat menghirup bau wangiku. Kemudian aku bergerak meninggalkan sekolah meninggalkan anak kecil yang tidak berdaya itu.

Pemulung ini terus mencari kertas sepanjang hari. Inilah satu-satunya yang memberinya harapan untuk bisa tetap hidup bersama keluarganya. Bekerja tidak kenal lelah menyusuri setiap jalan, masuk ke rumah-rumah mencari kertas. Aku harap dia banyak mendapatkan kertas. Dari pagi hingga sore ini cukup banyak yang dia dapat, tidak hanya kertas sepertiku. Ada banyak benda-benda terbuat dari plastic seperti botol-botol minuman mineral. Dia menemukan rongsokan besi, nampaknya dia tersenyum. Mungkin benda itu lebih penting artinya. Langkahnya pun semakin mantap, bayangan mendapat imbalan lebih memacu langkahnya.
“Pak, tunggu…! Ada suara menghentikan langkahnya, dan aku seperti mengenal suara itu. “Pak boleh saya membeli kertas bapak?” Rupanya itu suara Mirna, belum selesai rasa penasaranku. Ternyata ada tangan yang menarik tubuhku, Mirna membeliku dengan harga lima puluh ribu.

Kini nasibku berubah oleh Mirna.
Ingin aku melompat-lompat, karena aku diselamatkan oleh takdir Tuhan. Aku sudah berhasil menyelesaikan tugasku, dengan jalan yang tidak terduga. Semua perasaan pemilikku sudah tersamapaikan ke Marni dengan jelas, rupanya dia menyambut baik perasaan itu. Dan pemilikku entah siapa namanya? Dia tidak menjadi pemuja rahasia lagi.

Nah semoga Cerpen cinta diatas dapat bermanfaat buat anda ....,Cintailah CINTA...



Kumpulan Cerpen Cinta 9out of 10 based on 10 ratings. 9 user reviews.

Comments :

0 komentar to “Kumpulan Cerpen Cinta”

Posting Komentar

Informasi Anda

Alexa Rank

 
Kumpulan Cerpen Cinta - Informasi Harian Anda
Blogger Template by Blogger Mbojo Share In Premium Wordpress Themes and Blogger Template|| Host In Blogger.com
Personal Blogs-ping.sg - the community meta blog for singapore bloggers-Top  blogs